
Bupati Sintang saat berikan materi pada kegiatan koordinasi program Sintang Lestari.
Sintang, KRP. Com-Dalam rangka kunjungan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Perekonomian Republik Indonesia bersama Lembaga Mitra Packard Foundantion (4/4) ke kab Sintang, Bupati Sintang Jarot Winarno, paparkan sejumlah programnya.
Pertemun yang digelar di Hotel My Home itu, Jarot di daulat salah satu pembicara.
Dalam paparannya, Pertama Ia sampaikan adalah komitmen pemkab Sintang mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Maksudnya, pembangunan yang diseimbangkan dengan pembangunan perekonomian, social dan menjaga kelestarian lingkungan.
Mengingat, Kabupaten Sintang yang memiliki luas wilayah sekitar 2,1 juta hektar atau sekitar 21 ribu kilometer persegi, tiga persen diantaranya merupakan Taman Nasional dan 21 persennya merupakan hutan lindung, sisanya merupakan hutan produksi dan hutan produksi terbatas serta hutan konservasi, sambungnya.
Dr.H.Jarot menjelas, bahwa selama ini Pemerintah Sintang bersama TNI, Polri selalu bersama untuk menjaga kelestarian kawasan hutan daerah ini, bahkan dengan memiliki luas kawasan hutan sekitar 59 persen yang ada, mampu menyumbang emisi karbon hingga 9 persen.
Selain itu, dengan potensi perkebunan kelapa sawit sebanyak 46 Induk Perusahaan Perkebunan, sebanyak 58 perusahaan telah mendapatkan ijin lokasi.
Sebanyak 46 perusahaan sudah mendapatkan Ijin Usaha Perusahaan (IUP) dan mereka wajib mentaati peraturan yang berlaku untuk menjaga kelestarian hutan di daerah ini, ungkapnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Perkebunan dan Holtikultura, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Willistra Danny menyatakan, dilaksanakan pertemuan ini, tidak lain adalah upaya koordinasi mewujudkan program Sintang Lestari.
Mengingat, Sintang merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki potensi perkebunan kelapa sawit cukup besar.
Wilistra Danny menjelaskan, bahwa peran hasil perkebunan kelapa sawit saat ini menjadi salah satu icon secara International dan Nasional.
Tentunya, Pemerintah pusat ingin melihat secara langsung potensi kebun-kebun kelapa sawit tersebut termasuk kabupaten Sintang ini.
Sawit saat ini lanjut Danny, telah menjadi salah satu komiditi strategis bagi pembangunan ekonomi nasional dan selama 2 tahun terakhir ini kelapa sawit ini menjadi hasil visa terbesar di republik kita ini.
Sejak tahun 2016 berhasil eksport sekitar 18,1 Milyard US Dollar atau sekitar 300 Triliun rupiah. (Humas/Js)